Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia (Analisis Karakteristik Serta Kandungan Protein dan Glukosa Pada Urine)

       I.            Judul             
Analisis Karakteristik Serta Kandungan Protein dan Glukosa Pada Urine
    II.            Tujuan
Mengetahui jumlah, warna, kejernihan, bau, derajat keasaman, kandungan protein dan glukosa, serta pengaruh konsumsi suplemen atau obat tertentu terhadap urine.
 III.            Landasan Teori
Urine atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Hal yang pertama dapat dianalisis dari urine adalah warna. Dimana biasanya warna urine berkisar antara kuning muda sampai kuning tua. Warna pada urine ini disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman ataupun juga metabolisme yang abnormal. Kejernihan pada urine juga harus diamati karena tidak semua macam urine yang keruh bersifat abnormal. Derajat keasaman pada urine diperiksa dengan kertas lakmus universal. Pemeriksaan derajar keasaman ini tidak menggambarkan keseimbangan asam-basa pada tubuh. Bau urine biasanya khas amoniak. Bau urine ini dapat berubah dikarenakan beberapa faktor seperti makanan, minuman, ataupun konsumsi obat.

Normalnya urine tidak mengandung protein. Namun karena beberapa hal mungkin protein dapat ditemukan dalam urine. Pemeriksaan protein ini dapat dilakukan denga asam sulfosalicyl dan dengan asam asetat. Urine yang mengandung protein akan menunjukkan kekeruhan yang tetap terlihat setelah pemanasan. Sama seperti protein, glukosa juga tidak seharusnya ditemukan dalam urine karena telah direabsorpsi selama proses pembentukan urine. Ada tingkatan tertentu kadar glukosa pada urine diman tidak semuanya menunjukkan keabnormalan. Uji glukosa pada urine menngunakan reagen benedict dengan melihat perubahan warna yang terjadi. 
................................................................................................................ 

Untuk Membaca Selengkapnya Klik Tombol Download.

.

Comments

Popular posts from this blog

Praktikum Biokimia (Uji Pembentukan Emulsi)

Praktikum Mikrobiologi (Pembuatan Medium Dan Kulturisasi dari Isolat Murni Mikroba)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Struktur Jaringan Hewan, Jaringan Pada Hewan