Praktikum Biokimia (Uji Pengendapan Protein Dengan Garam)
I.
Judul
Uji Pengendapan Protein Dengan Garam
II.
Tujuan
Mengetahui pengaruh larutan garam alkali
dan garam divalen konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein.
III.
Landasan
Teori
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani
yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer
asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen,
nitrogen
dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (Wikipedia, 2007).
Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein
berbeda-beda, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam
larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin efektif
garam dalam mengendapkan protein. Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein
oleh garam berkonsentrasi tinggi disebut salting out.
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh karena
zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun
dn pengatur. Protein adlaah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C, H, O, N, P, S, dan
terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 1992).
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam
fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang
dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme
yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul
raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul
yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838 (Wikipedia, 2007).
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet
dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan
koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH). Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki,
yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier
(tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein
merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu,
struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan
hidrogen
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"),
berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; beta-sheet
(β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun
dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen
atau ikatan tiol (S-H); beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan gamma-turn,
(γ-turn, "lekukan-gamma").
Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan menghasilkan struktur
tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa
gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil
(misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco
dan insulin
(Wikipedia, 2007).
IV.
Bahan
dan Alat
Bahan
-
Albumin Telur
-
Larutan (Nh4)2SO4
jenuh
-
Larutan NaCl 5%
-
Larutan BaCl2
5%
-
Larutan CaCl 5%
-
Larutan MgSO4
5%
Alat
-
Tabung reaksi
-
Pipet ukur
-
Pipet tetes
V.
Prosedur
Kerja
1. Menyediakan
5 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml albumin telur.
2. Tabung
1,2,3,4, dan 5 berturut-turut ditambahkan dengan larutan NaCl 5%, larutan BaCl2
5%, larutan CaCl 5%, larutan MgSO4 5%, larutan (Nh4)2SO4
jenuh setetes demi setetes sampai timbul endapan.
3. Selanjutnya,
menambahkan kembali larutan-larutan garam secara berlebihan.
4. Mengocok
tabung, kemudian mengamati perubahan yang terjadi.
VI.
Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
Tabel
1. Hasil Pengamatan
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
150
tetes
|
45
tetes
|
40
tetes
|
100
tetes
|
20
tetes
|
Tabel 2. Pengamatan
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabung 5
|
Albumin
telur
|
2
ml
|
2ml
|
2
ml
|
2
ml
|
2
ml
|
NaCl
5%
|
berlebih
|
-
|
-
|
-
|
-
|
BaCl2
5%
|
-
|
berlebih
|
-
|
-
|
-
|
CaCl2
5%
|
-
|
-
|
berlebih
|
-
|
-
|
MgSO4
5%
|
-
|
-
|
-
|
berlebih
|
-
|
(NH4)2SO4
jenuh
|
-
|
-
|
-
|
-
|
berlebih
|
Mengocok
dengan kuat
|
|||||
Hasil: Endapan banyak/endapan sedikit
|
Endapan
sedikit
|
Endapan
banyak
|
Endapan
banyak
|
Endapan
sedikit
|
Endapan
banyak
|
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini dengan uji albumin telur, dengan konsentrasi yang sama yaitu
2 ml. Tabung satu yaitu albumin telur 2 ml dengan NaCl 5% sebanyak 150 tetes,
menghasilkan endapan yang sedikit. Pada tabung dua albumin telur 2 ml dengan
BaCl2 5% sebanyak 45 tetes, terjadi reaksi yang menghasilkan endapan
yang banyak. Untuk tabung tiga albumin telur 2 ml ditambahkan 40 tetes CaCl2
5 % terjadi reaksi yang
menyebabkan terbentuknya endapan yang banyak. Dan untuk tabung empat, albumin
telur ditambahkan 100 tetes MgSO4 5%, membentuk endapan yang sedikit.
Tabung lima, albumin telur dengan (NH4)2SO4
jenuh, sebanyak 20 tetes, terjadi reaksi yang menyebabkan endapan paling banyak
diantara tabung lain. Dari kelima tabung, masing-masing menimbulkan reaksi yang
berbeda. Dimana larutan yang membentuk endapan, merupakan garam berkonsentrasi
tinggi dan mengakibatkan kelarutan protein menjadi berkurang, sehingga dapat
menimbulkan endapan pada dasar tabung reaksi. Penyebab mengapa penambahan garam
berkonsentrasi tinggi dan kelarutan protein menjadi berkurang sehingga timbul
endapan dikarenakan adanya peristiwa denaturasi, yaitu suatu perubahan atau
modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan kuartener molekul protein
tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovelen. Protein yang terdenaturasi
akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul bagian dalam yang bersifat
hidrofobik akan keluar sedangkan bagian hidrofilik akan terlipat ke dalam.
Pelipatan terjadi bila protein mendekati pH isoelektris lalu protein akan
menggumpal dan mengendap. Viskositas akan bertambah karena molekul mengembang
menjadi asimetrik, sudut putaran optis larutan protein juga akan meningkat. Kemudian warna keruh pada endapan tersebut disebabkan karena
terjadi ikatan antara ion salisilat dengan albumin, ion-ion negatif dapat
menjenuhkan larutan hingga pH larutan berada di bawah pH isolistrik sehingga
gumpalan larut kembali.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang kami lakukan, larutan yang positif untuk mengendapkan albumin
telur adalah larutan (NH4)2SO4 5 %. Dengan hasil endapan
yang berwana putih susu agak keruh. Sementara larutan yang tidak dapat
mengendapkan albumin telur atau menunjukkan hasil negatif adalah seperti CaCl2
5 %, MgSO4 5 %, dan NaCl 5
%. Dengan demikian untuk mengetahui larutan yang positif dapat mengendapkan
protein adalah dengan mengetahui konsentrasi dari jenis garam yang akan diuji.
Apakah konsentrasi dari garam tersebut tinggi atau lemah. Karena terbukti bahwa logam berat dapat mengendapkan protein dengan cara
menurunkan pH di bawah titik isoelektrik.
VIII.
Pertanyaan
1. Jelaskan
mengapa dengan penambahan garam berkonsentrasi tinggi, kelarutan protein
menjadi berkurang, sehingga dapat mengendap?
Jawab:
Kelarutan protein akan berkurang bila
kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus
terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi
kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk
molekul protein akan berkurang.
2. Pada
percobaan, manakah garam yang lebih efektif untuk mengendapkan protein?
Mengapa?
Jawab:
Pada percobaan tabung no. 5 yaitu
(NH4)2SO4 jenuh.
3. Apa
nama protein serum yang dapat diendapkan dengan penambahan amonium sulfat jenuh?
Jawab:
Albumin serum.
4. Apa
fungsi protein tersebut dalam darah dan dimana disentesis?
Jawab:
Alat Pengangkut dan Penyimpanan. Banyak
molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh
protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,
sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.
Daftar
Pustaka
Anonim.
2012. Biokimia Protein. Dalam http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-protein.html.
Diunduh tanggal 15 November 2013.
Anonim.
2010. Isolasi dan Pemurnian Protein. Dalam
http://kimia07.blogspot.com/2010/10/isolasi-dan-pemurnian-protein.html.
Diunduh tanggal 15 November 2013.
Estein, Yasid dan
Nursanti, Lisda. 2006. Penuntun Praktikum
BIOKIMIA Untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta : ANDI.
Comments
Post a Comment