Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia (Golongan Darah)

I.                   Judul
Golongan Darah
II.                Tujuan
Menentukan golongan darah seseorang dengan system A-B-O dan Rhesus
III.             Landasan Teori
Karl Landsteiner (1900), seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O (Arif, 2010).
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus ( factor Rh ) (Annisugiyarti, 2012).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Individu dengan golongan darah A, memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membrane sel dan menghasilkan antibody terhadap antigen B dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A atau B. Sedangkan individu dengan golongan darah O (nol) memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B (Syamsuri, 2004).
Darah merupakan suspense sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut dengan plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan subtansi  interselular yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan yang dalam artiannya menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Darah yang merupakan suspense tersebut terdapat gen dimana gen merupakan cirri-ciri yang dapat diamati secara kolektif atau fenotifnya dari suatui organism. Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut diwariskan dari setiap tetua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatife  suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat keturunanny (Subowo,1992).
Darah mempunyai fungsi antara lain: mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa sari makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat eksresi,mengangkut hormone dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibody (Abbas, 1997).
Penggupalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang berupa jarring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh thrombin yang terdapat dalam darah sebagai pritrombin. Pembentukan thrombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca2+ (Poejadi, 1994).
Menurut system A, B, O, ada 4 macam golongan darah berdasarkan macam aglutinogennya. Keempat golongan darah itu ditentukanoleh 3 macam alela yang diberi symbol I (isoaglutinogen): gen IA pembentuk aglutinogen A, gen IB pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk aglitinogen (Foster, 2002).
Menurut (Muh. Fadlun, 2011), penentuan golongan darah bagi manusia penting untuk berbagai tujuan, diantaranya :
1.      Tranfusi darah jika ia anemia atau kurang darah ketika sakit keras , kecelakaan, tentu mereka kurang darah dan harus segera didonor darahnya.
2.      Untuk menentukan genetisnya ia bergolongan darah apa, jika ia kawin dapat ditentukan anaknya, jika tidak sesuai silsilahnya maka harus  dipertanyakan keturunannya ditahun terakhir ini golongan darah bisa digunakan untuk pola pola psikologis seseorang , biasanya jika wawancara pekerjaan / melihat tingkah laku /performance.
3.      Dari data golongan darah ternyata orang eropa umumnya bergolongan darah A atau AB sedang Australia bergolongan darah A dan O.

4.      Seorang disebut donor jika ia memberikan darah ke orang lain/ menyumbang darah. Seorang donor yang diperhatikan adalah ia punya aglutinogen apa karena yang diperlukan dalam tranfusi itu sel darah bukan plasma darah, jadi karena perlu sel darah dan sel darah mengandung aglitinogen maka aglutinogen pendonor mutlak harus diketahui supaya sesuai dengan resipiennya. Perlu diketahui ketika terjadi tranfusi darah / donor darah , plasma darah itu ditinggal tidak ikut di tranfusi ke dalam resipien yang didonorkan hanya sel darahnya maka harus tahu aglutinogennya, tidak perlu tahu aglutininnya (Syaifudin, 2006). ......................................................................

Untuk Membaca Selanjutnya Klik Tombol Download.

.

Comments

Popular posts from this blog

Praktikum Biokimia (Uji Pembentukan Emulsi)

Praktikum Mikrobiologi (Pembuatan Medium Dan Kulturisasi dari Isolat Murni Mikroba)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Struktur Jaringan Hewan, Jaringan Pada Hewan