Praktikum Fisiologi Tumbuhan (Turgoditas Tumbuhan)

I.                    Judul                               
Turgoditas Tumbuhan

II.                 Pendahuluan                  
Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan, demikian pentingnya sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa air. Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat
Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati. Banyak fungsi-fungsi dalam biologi sepenuhnya bergantung pada air dan sifat kehidupan sering secara langsung merupakan hasil dari sifat air. Fungsi air yang paling penting di dalam kehidupan akan kita jumpai pada reaksi-reaksi biokimiadalam protoplasma yang dikontrol oleh enzim. Selain berperan dalam pelaksanaan reaksi biokimia, air berperan juga dalam : (1). Membentuk koloid dan protoplasma, (2). Membentuk tekanan hidrolik pada sel sehingga menimbulkan turgor pada sel-sel tumbuhan, (3). Sebagai stabilisasi dan pemindah panas.


III.              Tujuan
Mengetahui peranan air dalam mempertahankan keadaan turgor tumbuhan

IV.              Alat Dan Bahan  
a.       Daun alang-alang (Imperata cylindrica)
b.      Timbangan
c.       Gelas Kimia
d.      Pisau (Cutter
e.        
V.                Prosedur Kerja  
1.   Ambillah sebuah daun alang-alang, dan potong dari ujung sepanjang 20 cm.
2.   Biarkan daun tersebut pada suhu kamar dan timbanglah daun tersebut setiap 30 menit, sebanyak 3 kali. Catatlah berat dan keadaan fisiknya
3.   Setelah penimbangan yang ketiga, masukkan bagian yang dipotong pada gelas
kimia yang telah berisi air
4. biarkan selama 25 menit, dan amati perubahan yang terjadi
5. Jelaskan mengapa perubahan tersebut dapat terjadi



VI. Hasil Percobaan       
No
Waktu
Berat
Gambar
Keterangan
1.
0 menit sebelum perlakuan
0,0003 (0,3 g)
 
Membuka
2.
30 menit
0,0002 (0,2 g)
 
Menggulung
3.
30 menit
0,0001 (0,1 g)
 
Menggulung
4.
30 menit
0,0001 (0,1 g)
 
Menggulung
5.
25 menit dalam air
0,0003 (0,3 g)
 
Membuka

VIII.    Pembahasan
Tekanan turgor (Turginitas) adalah tekanan yang mendorong membran sel terhadap dinding sel pada tumbuhan. Tekanan ini menyebabkan turgiditas sel dan disebabkan oleh timbulnya aliran osmosis air dari bagian dengan konsentrasi terlarut rendah (hipotonik) di luar sel ke dalam vakuola sel yang memiliki konsentrasi terlarut lebih tinggi. Sel tumbuhan mengandalkan tekanan ini untuk mempertahankan bentuknya. Sebaliknya, fenomena ini tidak ditemukan pada sel hewan yang tidak memiliki dinding sel dan harus selalu memompa air keluar atau berada dalam larutan isotonik yang tidak memiliki tekanan osmosis.
Hasil percobaan turgoditas ini menunjukkan adanya pengaruh air terhadap kelangsungan hidup tanaman.
Dimana tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica) dijadikan sebagai bahan praktikum dengan memotong daun dengan ukuran  20 cm dari ujung daunnya. Setelah didiamkan beberapa lama yakni 30 menit daun tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica) ini tampak menggulungkan daunnya atau mengkerut sebagai akibat dari sesl-sel Buliform yang beradaptasi untuk mempertahankan kekurangan atau kehilangan air padaa tumbuhan Graminae, hal ini diakibatkan karena banyak air yang keluar melalui stomata sehingga di dalam sel kekurangan air bahkan tidak ada air sehingga terjadi plasmolisis dan mengakibatkat daun menjadi layu dan menggulung. Sel Buliform merupakan sel epidermis yang mengalami perubahan ukuran dan bentuk menyerupai kipas, sel-sel ini merupakan sederet sel yang lebih besar daripada epidermis normal, dengan dinding tipis dan vakuola besar, oleh karena itu sering disebut sebagai sel kipas. Fungsinya untuk membuka dan menutupnya daun (daun menggulung) dalam keadaan lingkungan yang buruk (kurang air dan traspirasi yang berlebihan). Setelah dilakukan penimbangan pertama diperoleh hasil dengan berat daun 0,0002 atau 0,2 gram itu sebagai akibat dari hilangnya air yang terdapat pada sel Buliform yang menyimpan air dalam sel epidermisnya. Lalu daun tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica) didiamkan 30 menit kedua, yang menunjukkan hasil daun tumbuhan menggulung lebih dalam (mengkerut), lalu dilakukan pengukuran kedua dan diperoleh hasil pengukuran 0,0001 atau 0,1 gram. Dilanjutkan dengan pengukuran terakhir selama 30 menit ke-3 diperoleh hasil yang sama sebagai akibat air yang terdapat pada sel Buliform telah habis sepenuhnya sehingga pengukuran ketiga memperoleh hasil sama dengan pengukuran yang ke-2 yakni 0,0001 atau 0,1 gram. Lalu setelah data dicatat dilakukan langkah terakhir yaitu dengan mencelupkan daun tanaman alang-alang (Imperata cylindrica) tadi dalam gelas kimia yang diisi air sebanyak 70 ml selama 25 menit, ternyata setalah 25 menit daun tumbuhan alan-alang (Imperata cylindrica) tersebut kembali membuka akibat dari masuknya air ke dalam sel-sel tumbuhan yaitu sel sel epidermis yang telah mengalami perubahan atau derivat epidermis yaitu sel Buliform yang menyimpan air sehingga sel buliform terisi air yang mengakibatkan daun tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica)  menjasi membuka kembali seperti sedia kala. Ini menunjukkan air diserap oleh sel tumbuhan dan menyimpannya dalam sel-sel epidermis yang telah termodifikasi menjadi sel buliform.


Gambar Percobaan Turgoditas Tumbuhan


Gambar : 1
Daun alang-alang yang dipotong 20 cm sebelum dilakukan pengukuran pertama 0 menit

Gambar : 2
Daun alang-alang yang didiamkan selama 30 menit pertama menunjukkan perubahan daun yang mulai menggulung

Gambar : 3
Daun alang-alang yang didiamkan selama 30 menit kedua menunjukkan perubahan daun yang semakin menggulung kea rah dalam

Gambar : 4
Daun alang-alang yang didiamkan selama 30 menit ketiga menunjukkan perubahan daun yang menggulung tahap akhir

Gambar : 5
Menit ke-5 alang-alang dimasukkan dalam air 70 ml selama 25 menit daun masih menggulung.

Gambar : 6
Menit ke-10 alang-alang dimasukkan dalam air 70 ml selama 25 menit menunjukkan daun mulai membuka sedikit.

Gambar : 7
Menit ke-15 alang-alang dimasukkan dalam air 70 ml selama 25 menit menunjukkan daun mulai membuka pada bagian atas.

Gambar : 8
Menit ke-20 alang-alang dimasukkan dalam air 70 ml selama 25 menit menunjukkan daun mulai membuka kembali namun belum sempurna.

Gambar : 9
Menit ke-25 alang-alang dimasukkan dalam air 70 ml selama 25 menit menunjukkan daun telah membuka seutuhnya

 XI. Simpulan
            Simpulan dari praktikum ini adalah :
                Berdasarkan pengamatan di atas maka dapat disimpulkan bahwa  air memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Pengurangan air yang berlebih yang tidak dibarengi dengan penyerapan air yang seimbang maka tumbuhan akan menjadi layu. Hal ini disebabkan oleh keadaan timbal balik antara dinding sel dengan isi sel (tekanan turgor ) berkurang.
X. Jawab Pertanyaan
1. Air dapat memberikan tekanan turgor pada sel tumbuhan karena masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan turgor pada sel tumbuhan adalah : penguapan (tranpirasi), suhu, air dan osmosis.
     a. Traspirasi adalah peruses penguapan air atau hilangnya air dari dalam tubuh tumbuhan akibat suhu di sekitar nya naik. Yang mengakibatkan kehilangan air yang berlebihan kehilangan air ini menyebabkan tekanan dalam sel tumbuhan menurun atau tekanan turgornya menurun. Dan sebaliknya jika tumbuhan diisi oleh air maka tekanan turgornya kembali naik
b. Suhuberpengaruh terhadap tekanan turgor karena semakin tinggi suhu maka peristiwa traspirasi akan meningkat yang berakibat menguapnya air melalui daun tepatnya stomata sehingga menyebabkan tekanan turgor dalam sel tumbuhan akan berkurang. Begitu juga sebaliknya dengan lingkungan yang memadai (sejuk) mengakibatkan peristiwa traspirasi berkurang yang berampak pada tingginya tekanan turgor dalam sel tumbuhan
c. Air juga berpengaruh pada tinggi rendahnya tekanan turgor tumbuhan jika air masuk ke dalam sel maka tekanan jaringan akan naik dan tekanan turgor juga naik sebaliknya jika air dalam sel keluar maka tekanan jaringan akan turun dan tekanan turgor juga akan turun
d. Osmosis adanya osmosis akan mempengaruhi besar kecilnya tekanan turgor yang terjadi pada sel. Seperti kita ketahui osmosis merupakan perpindahan dari partikel yang berkonsentrasi tinggi ke partikel konsentrasi rendah melalui membrane semipermiabel. Dengan adanya osmosis maka air dapat masuk ataupun keluar sel. Jika air masuk ke dalam sel maka tekanan jaringan akan naik dan tekanan turgor juga naik sebaliknya jika air dalam sel keluar maka tekanan jaringan akan turun dan tekanan turgor juga akan turun.
3.  Tekanan turgor memiliki hubungan yang sangat erat dengan peristiwa osmosis karena adanya osmosis akan mempengaruhi besar kecilnya tekanan turgor yang terjadi pada sel. Seperti kita ketahui osmosis merupakan perpindahan dari partikel yang berkonsentrasi tinggi ke partikel konsentrasi rendah melalui membrane semipermiabel. Dengan adanya osmosis maka air dapat masuk ataupun keluar sel. Jika air masuk ke dalam sel maka tekanan jaringan akan naik dan tekanan turgor juga naik sebaliknya jika air dalam sel keluar maka tekanan jaringan akan turun dan tekanan turgor juga akan turun.




Daftar Pustaka

Sumardika , Nengah dkk. 2009. Penuntun Pratikum Fisiologi Tumbuhan. Singaraja : Jurusan Pendidikan Biologi

Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu. Bandung : ITB Bandung
Campbell, 1977. Biologi Umum. Vol.2. Erlangga.Jakarta

Comments

Popular posts from this blog

Praktikum Biokimia (Uji Pembentukan Emulsi)

Praktikum Mikrobiologi (Pembuatan Medium Dan Kulturisasi dari Isolat Murni Mikroba)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Struktur Jaringan Hewan, Jaringan Pada Hewan