Praktikum Fisiologi Tumbuhan (Osmosis)

OSMOSIS
Osmosis merupakan proses difusi yang khas terjadi, yaitu merupakan gerakan zat pelarut melalui membran semi permiabel dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Dalam organisme hidup , zat pelarut biasanya adalah air dan membrane semi permeable adalah sel. Molekul air akan berosmosis dari daerah yang memiliki potensial air yang tinggi(konsentrasi larutan kurang pekat) ke daerah yang memiliki potensial air rendah (konsentrasi larutan lebih pekat). Proses osmosis terjadi sampai tekanannya naik ke suatu titik yaitu sampai potensial airnya sama dengan potensial air larutan yang kurang pekat.
      A.    Tujuan
1.      Mengamati proses osmosis
2.      Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan osmosis
      B.     Alat dan Bahan
1.      Pipa kaca berskala
2.      Gelas kimia
3.      Gelas ukur
4.      Pelubang gabus
5.      Spuit injeksi
6.      Pisau
7.      Larutan sukrosa
8.      Kentang
      C.     Prosedur kerja
1.      Siapkan 4 buah kentang yang besar, sayatlah pada semua sisinya sehingga membentuk balok dengan ketebalan 3 cm.
2.      Buatlah cekungan pada masing-masing balok dengan diameter 0,5 cm dan kedalaman 2,5 cm dengan menggunakan pelubang gabus.
3.      Pada cekungan balok kentang tersebut ada yang diisi sukrosa jenuh (100%), 60%, 20%, dan 0% (akuades). Pengisian dilakukan dengan menggunakan sepuit injeksi sehingga volume yang diisikan sama.
4.      Masukkan pipa berskala ke dalam masing-masing cekungan tersebut secara berhati-hati.
5.      Letakkanlah balok kentang tersebut ke dalam gelas kimia yang telah berisi akuades.
6.      Amati dan lakukan pengukuran perubahan volume larutan pada keempat perangkat percobaan tersebut setiap 10 menit sebanyak 4 kali pengukuran.
7.      Catatlah data tersebut dalam sebuah tabel pengamatan.
8.      Buatlah grafik hubungan antara waktu dengan perubahan volume pada pipa berskala untuk seluruh perangkat percobaan di atas.


       D.    Hasil dan Pembahasan
A.       Hasil
Tabel 01. Data Hasil Pengamatan
Waktu
Perubahan volume air dalam pipa pada larutan sukrosa
100%
60%
20%
0%
0 menit
5,9
6,15
4,7
4,3
10 menit I
5,9
6,15
4,65
4,3
10 menit II
6,1
6,1
4,6
4,2
10 menit III
6,15
6,1
4,55
4,15
10 menit IV
6,3
6,0
4,5
4,1





           












Gambar hasil percobaan.


Gambar hasil Percobaan





B.      Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui peristiwa osmosis terjadi pada balok kentang yang diinjeksikan dengan sukrosa 100%, 60%, dan 20%. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan volume air pada pipet berkalibrasi. Osmosis tersebut dapat terjadi karena terdapat perbedaan kepekatan antara aquades pada gelas kimia dengan larutan sukrosa yang terdapat pada  pipet berkalibrasi. Dalam hal ini, aquades yang bersifat hipertonis mampu menembus membran semi permiabel (sel kentang) untuk menetralkan larutan sukrosa yang bersifat hopotonis. Penetralan yang terus terjadi menyebabkan volume pada pipet akan terus bertambah hingga larutan menjadi isotonis. Namun, larutan yang sudah isotonis pada pipet tidak akan dapat kembali lagi menembus membrane semi permeable pada kentang. Hal ini dikarenakan hanya air murni yang mampu menembus membrane semi permeable. Sedangkan pada sukrosa 0% (aqades) tidak terjadi perubahan volume pada pipet berkalibrasi karena larutan memiliki kepekatan yang sama dan isotonis.
Peristiwa diatas dapat dikatakan telah terjadi osmosis karena mengacu pada prinsip osmosis yaitu peristiwa difusi air yang melalui suatu membran semipermiabel dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah. Terjadinya perbedaan kecepatan masuknya air ke dalam lubang yang berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda disebabkan oleh salah satu sebab yang dapat mempengaruhi laju osmosis yaitu perbedaan konsentrasi. Makin besar konsentrasinya , makin cepat pula laju osmosis. 
Namun demikian, tidak di setiap 10 menit pengukuran terjadi peningkatan volume pada pipet berkalibrasi. Terdapat dua kemungkinan, yaitu yang pertama hal ini terjadi karena alat yang digunakan untuk mengukur kurang standar dan longgarnya lubang kentang dengan pipet berkalibrasi menyebabkan air yng seharusnya naik akan tetapi luber keluar. Kemungkinan yng kedua yaitu, volume pada pipet tetes tidak bertambah karena keadaan antara lrautan yang tadinya bersifat hipertonis dan hipotonis sudah dalam keadaan isotonis.          

C.       Jawaban Pertanyaan
1. aquades dapat menembus sel kentang dan masu ke pipet berkaliibrasi karena adanya perbedaan potensial antara larutan sukrosa dengan aquades.  Sifat sel kentang yang semi permeable yang selektif terhadap larutan tertentu. Aquades mampu menembus sel kentang karena memiliki berat molekul yang kecil. Sedangkan larutan sukrosa tidak dapat menembus sel kentang karena memiliki berat molekul yang lebih besar. Air akan masuk menembus sel-sel kentang menuju pipet berkalibrasi karena pada pipet berkalibrasi terdapat larutan sukrosa yang memiliki kepekatan lebih tinggi untuk menetralkan larutan agar isotonis.
2. Grafik menunjukan terjadinya peningkatan volume air pada pipet berskala yang berinjeksikan sukrosa 100%, 60%, dan 10%. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial antara air di luar kentang dengann larutan sukrosa yang terdapat pada pipet berskala. Peningjkatan volume pada pipiet berskala disembabkan oleh air yang berada di luar kentang menembus membran kentang yang bersifat semi permeable untuk menyeimbangkan larutan surkrosa. Akan tetapi air yang sudah berada dipipet berskala tidak kembali lagi keluar menembus sel kentang karena sifat semipermebael yang dimiliki sel tersebut. Sedangkan pada pipet berskala yang berisi sukrosa 0% tidak mengalami peningkatan volume karena keadaan larutan sudah isotonis. Namun demikian, pada percobaan kali ini tidak di setiap 10 menit pengukuran terjadi peningkatan volume pada pipet berskala. Kemungkinan hal ini terjadi karena kurang standarnya alat yang digunakan, lubang pada kentang yang lebih longgar dari ukurran pipet sehingga air luber keluar.
Air yang ada diluar (tanpa kandungan sukrosa sedikitpun) dengan cepat akan mengalir ke daerah ke sedikit air yaitu dalam pipa berisi larutan. Karena jumlah air yang ada pada larutan sukrosa 100% lebih sedikit dibanding larutan sukrosa  20%, 60%, maka air akan lebih cepat bergerak menuju larutan sukrosa 100%. Dan volume larutan paling banyak bertambah pada larutan dengan konsentrasi 100% dan pertambahan volume semakin berkurang seiring dengan sedikitnya konsentrasi sukrosa dalam lubang kentang . Sedangkan pada larutan yang tidak mengandung sukrosa ataupun kandungan sukrosanya 0% tidak bertambah karena nilai air yang ada di dalam pipa sama dengan yang ada di luar membrane.   
3. Berdasar percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan dan diperoleh fakta terjadinya osmosis. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan kepekatan antara daerah yang memiliki kepekatan rendah ke daerah yang memiliki kepekatan yang lebih tinggi. Kecepatan partikel larutan-larutan berpindah dipengaruhi oleh konsentrasi larutan itu sendiri. Sehingga semakin besar konsentrsi larutan maka akan semakin cepat pula laju osmosis dan begitu juga sebaliknya. Osmosis akan terus terjadi selama keseimbangan antara kepekatan daerah yang satu dan yang lain belum terjadi dan ketika keseimbangan itu terjadi maka osmosis itu akan terhenti dengan sendirinya. Arah osmosis tergantung pada konsentrasi larutan yang ada di luar membran dan yang ada di dalam membran. 









Daftar Pustaka
id.wikipedia.org/wiki/Osmosis
dewii10595.blogspot.com/.../experimen-2-peristiwa-difusi-dan.html
skp.unair.ac.id/repository/.../PeristiwaOsmosis_EtnaRufiati_10944.pd.
dewii10595.blogspot.com/.../experimen-2-peristiwa-difusi-dan.html

Comments

Popular posts from this blog

Praktikum Biokimia (Uji Pembentukan Emulsi)

Praktikum Mikrobiologi (Pembuatan Medium Dan Kulturisasi dari Isolat Murni Mikroba)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Struktur Jaringan Hewan, Jaringan Pada Hewan